Pages

Friday, March 23, 2012

LIFE

Posted by Natthalie Loo at 4:21 AM 0 comments

Dalam minggu ini sudah 2 kali aku mendengar berita duka. Satu berita duka yang  sudah di duga datang dari keluarga dekatku, yang meninggal karena diabetes yang telah lama dideritanya. Beliau sudah lama terbaring di RS, dan dokterpun sebenarnya sudah menghakimi waktunya takkan lama lagi. Walaupun semua orang tetap berusaha, namun Ia tetap pergi juga.
Yang satunya datang dari teman baikku dan sungguh tak kuduga.
                Temanku ini selalu memberitahu aku segala hal penting dan tak terlalu penting yang dia alami. Mulai dari kematian dan kehilangan piaraannya, hadiah ultah yang tak terduga, pekerjaan pertamanya, pengalaman berkencannya, dan tentu saja pertunangan serta pernikahannya, serta keguguran yang dialaminya.
Dan siang tadi telponku bordering, nomornya tak kukenali karena hp yang biasa kugunakan diservis. Ketika kuangkat aku mendengar getaran dalam suaranya. “Ling besok aku akan ke Makassar dengan pesawat pagi dari Atambua, bersama kakak iparmu. Aku langsung ke Sorowako dan mungkin tak akan singgah di rumahmu kali ini. Papaku sudah meninggal” katanya. Aku diam tak bisa berkata apa-apa, hanya sedikit berbicara dan kami lebih banyak diam.
Setelah temanku menutup telponnya, aku merenung sesaat dan muncullah pertanyaan yang harusnya kutanyakan tadi. Aku terlalu kaget untuk bicara, tepatnya otakku jadi blank seketika. Kemudian aku berpikir ternyata hidup ini tidaklah mudah bagi kita dan orang lain. Ketika lahir kita membawa beban bagi orang tua kita untuk membesarkan dan membiayai kita, belum lagi jika kita tumbuh jadi anak bandel dan suka membantah, selalu bikin onar dll. Jelas akan membuat orang tua sakit hati, walaupun tentu saja bagi mereka anak adalah sebuah anugrah bagaimanapun perilaku kita. Kita pun kadang merasa tertekan dengan segala macam pelajaran dan ceramah yang membosankan.
Ketika kita bekerja, kita mungkin telah meringankan beban orang tua kita karena kita tidak lagi dibiayai. Tapi kita membawa kesusahan lain untuk tidak hanya keluarga, tapi juga lingkungan dan teman kerja kita. Kekhawatiran akan kinerja pekerjaan kita akan membebani semua orang terkait, juga membebani diri kita  sendiri dengan berbagai macam pikiran. Ketika kita pulang malam orang tua akan menjadi khawatir kita sakit. Kinerja kerja kurang membuat atasan marah terus, akibatnya pun bisa berimbas pada teman kerja lainnya. Imbasnya adalah stress berat.
Pada saat tiba waktunya untuk kita berkeluarga, kita masih harus menanggung beban keluarga baru yang baru saja dibentuk itu. Menjadi kepala/ibu rumah tangga, menjaga anak dan masih harus memperhatikan orang tua kita. Pada saat kita harus pergi menghadap Tuhan, kita masih harus meninggalkan kepedihan mendalam bagi orang yang kita tinggalkan.
Oleh karena itu aku berpikir, walaupun hidup ini singkat kita harus bisa menikmatinya dan mensyukurinya. Buatlah banyak kenangan  indah dan berbuat baiklah pada semua orang. Yakinkan diri kita untuk menjalani hidup dengan baik, agar tidak menyesal di kemudian hari dan berusaha hidup berdampingan dengan sesame dengan baik pula. Karena hidup adalah pemberian indah dari Tuhan untuk kita nikmati. Dengan demikian kita dapat mencari teman dan bahkan pasangan hidup. Mencari pengalaman dan jati diri. Berusaha membuat hidup jadi lebih berarti


Friday, March 23, 2012

LIFE

Posted by Natthalie Loo at 4:21 AM 0 comments

Dalam minggu ini sudah 2 kali aku mendengar berita duka. Satu berita duka yang  sudah di duga datang dari keluarga dekatku, yang meninggal karena diabetes yang telah lama dideritanya. Beliau sudah lama terbaring di RS, dan dokterpun sebenarnya sudah menghakimi waktunya takkan lama lagi. Walaupun semua orang tetap berusaha, namun Ia tetap pergi juga.
Yang satunya datang dari teman baikku dan sungguh tak kuduga.
                Temanku ini selalu memberitahu aku segala hal penting dan tak terlalu penting yang dia alami. Mulai dari kematian dan kehilangan piaraannya, hadiah ultah yang tak terduga, pekerjaan pertamanya, pengalaman berkencannya, dan tentu saja pertunangan serta pernikahannya, serta keguguran yang dialaminya.
Dan siang tadi telponku bordering, nomornya tak kukenali karena hp yang biasa kugunakan diservis. Ketika kuangkat aku mendengar getaran dalam suaranya. “Ling besok aku akan ke Makassar dengan pesawat pagi dari Atambua, bersama kakak iparmu. Aku langsung ke Sorowako dan mungkin tak akan singgah di rumahmu kali ini. Papaku sudah meninggal” katanya. Aku diam tak bisa berkata apa-apa, hanya sedikit berbicara dan kami lebih banyak diam.
Setelah temanku menutup telponnya, aku merenung sesaat dan muncullah pertanyaan yang harusnya kutanyakan tadi. Aku terlalu kaget untuk bicara, tepatnya otakku jadi blank seketika. Kemudian aku berpikir ternyata hidup ini tidaklah mudah bagi kita dan orang lain. Ketika lahir kita membawa beban bagi orang tua kita untuk membesarkan dan membiayai kita, belum lagi jika kita tumbuh jadi anak bandel dan suka membantah, selalu bikin onar dll. Jelas akan membuat orang tua sakit hati, walaupun tentu saja bagi mereka anak adalah sebuah anugrah bagaimanapun perilaku kita. Kita pun kadang merasa tertekan dengan segala macam pelajaran dan ceramah yang membosankan.
Ketika kita bekerja, kita mungkin telah meringankan beban orang tua kita karena kita tidak lagi dibiayai. Tapi kita membawa kesusahan lain untuk tidak hanya keluarga, tapi juga lingkungan dan teman kerja kita. Kekhawatiran akan kinerja pekerjaan kita akan membebani semua orang terkait, juga membebani diri kita  sendiri dengan berbagai macam pikiran. Ketika kita pulang malam orang tua akan menjadi khawatir kita sakit. Kinerja kerja kurang membuat atasan marah terus, akibatnya pun bisa berimbas pada teman kerja lainnya. Imbasnya adalah stress berat.
Pada saat tiba waktunya untuk kita berkeluarga, kita masih harus menanggung beban keluarga baru yang baru saja dibentuk itu. Menjadi kepala/ibu rumah tangga, menjaga anak dan masih harus memperhatikan orang tua kita. Pada saat kita harus pergi menghadap Tuhan, kita masih harus meninggalkan kepedihan mendalam bagi orang yang kita tinggalkan.
Oleh karena itu aku berpikir, walaupun hidup ini singkat kita harus bisa menikmatinya dan mensyukurinya. Buatlah banyak kenangan  indah dan berbuat baiklah pada semua orang. Yakinkan diri kita untuk menjalani hidup dengan baik, agar tidak menyesal di kemudian hari dan berusaha hidup berdampingan dengan sesame dengan baik pula. Karena hidup adalah pemberian indah dari Tuhan untuk kita nikmati. Dengan demikian kita dapat mencari teman dan bahkan pasangan hidup. Mencari pengalaman dan jati diri. Berusaha membuat hidup jadi lebih berarti


 

In PinkZ WondeRLanD Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review